Langsung ke konten utama

Teknik menggambar gaya dekoratif dan naturalis

Teknik menggambar gaya dekoratif dan naturalis - Kali ini saya akan membahas melukis pemandangan alam, kita tidak lepas dari perspektif, oleh karena itu hukum-hukum perspektif atau gejala perspektif harus ada didalamnya. Oleh karena itu dalam menggambar pemandangan alam terlebih dahulu kita buat sketsa.

Sketsa dibuat dengan garis-garis yang tipis, karena bila nantinya ada perubahan penempatan bentuk obyek karena pertimbangan komposisi tidak terlalu sulit untuk menghapus garis sketsa yang sudah tidak dipakai lagi. Setelah bentuk komposisinya sudah baik sesuai dengan obyek yang telah diinginkan barulah mulai pewarnaan dengan pulasan maupun arsiran.

a. Teknik menggambar atau melukis dengan gaya dekoratif.

Menggambar dekoratif secara umum sama dengan menggambar ornament, Kata dekoratif berasal dari bahasa Inggris yaitu ''decoration'' yang artinya adalah menghias atau memperindah. Menggambar dekoratif berarti menggambar suatu obyek dari bentuk alam dengan perubahan dengan cara disederhanakan, digayakan, ataupun dimodifikasi dengan struktur alam atau aslinya masih nampak.

Gambar dekoratif banyak kita jumpai pada dinding rumah, jendela, langit-langit gedung, gereja, masjid, ataupun gedung-gedung pertemuan. Tujuannya dari gambar dekoratif ialah untuk memperindah atau mempercantik bangunan itu.

Gaya dekoratif

Langkah-langkah dalam menggambar dekoratif :

  • Kita buat sketsa sebatang dahan pohon dengan tambahan ranting dan gerumbulan daun secara global.
  • Kita memulai untuk menggambar bentuk daun seperti di ukir. Efek gelap terang juga kita masukkan secara dekoratif, dengan demikian sifat gambar tampak datar dan kesan kedalaman ruang kurang.
  • Bila kita menginginkan dengan pewarnaan, misalnya dengan memakai cat plakat kita memakai campuran dengan warna putih dan adukan warna yang kental. Pewarnaan dibuat rata dan tebal.

b. Menggambar atau melukis dengan gaya naturalis.

Di bawah ini saya terangkan langkah-langkah tehnik untuk melukis atau menggambar panorama atau tumbuhan seperti pemandangan alam dengan gaya naturalis yaitu sebagai berikut ini :

  • Kita membuat sket dari sebatang pohon dengan cabang dan ranting sekedarnya dulu.
  • Lalu kemudian dahan dan ranting tersebut dikasih gerumbulan daun secara global tetapi belum dibuat detail.
  • Dan kita lanjutkan dengan membuat bentuk daun mulai digambar menurut wujud alam sewajarnya (natural) dan mulai dilukis bentuk-bentuk daun yang terang maupun yang delap karena bayangan, tetapi juga dahan dan ranting kita buat detail.
  • Lalu kemudian membuat latar belakang dengan dibuatnya gerumbulan pohon-pohon dan boleh ditambah gunung, sehingga bisa menjadi lukisan panorama. Untuk lukisan hitam putih kita bisa memakai boxy atau spidol. Warna goresan-goresan hitam kita buat secara bertingkat, semakin jauh dari arah kita hendaknya goresan dibuat semakin tipis agar kesan jauh dan kedalaman terasa dan terbentuk. Kalau kita memakai cat air warna yang kontras hijau kita gunakan untuk daun, sementara coklat untuk dahan atau batang (obyek yang paling dekat). Pewarnaan gerumbulan atau semak-semak daun pohon yang jauh kita bisa semakin samar. Warna biru untuk obyek gunung. Sedangkan untuk langit yang membelakangi gunung kita bisa memakai warna biru yang paling muda.

Artikel di atas telah menerangkan tentang melukis dengan gaya dekoratif dan melukis dengan gaya naturalis, semoga dengan sedikitnya artikel yang saya tulis bisa membantu teman-teman dalam memperdalam ilmu pengetahuan tentang seni lukis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gambar Arsitektur Candi Prambanan

Gambar Candi Prambanan  Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu.  Baca juga  Gambar Candi Borobudhur Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat. Poto Candi Prambanan Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi).  Relief Candi Pr...

Masyarakat pra sejarah beternak & bercocok tanam

Pada zaman pra sejarah dalam kehidupan menetap itu manusia mulai hidup dari hasil bercocok tanam dengan menanam jenis-jenis tanaman yang semula tumbuh liar untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka mulai menjinakkan hewan-hewan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kuda, kerbau, anjing, sapi, dan babi.  Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma. Berhuma ialah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan yang lain.  a. Kehidupan sosial. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tetap. Mereka memilih tempat tinggal pada suatu tempat tertentu. Hal itu dimaksudkan agar hubungan antara manusia didalam kelompok masyarakatnya semakin erat. Manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya, sehingga masing-masing manusia saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat pada mas...

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya)

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya) - Batara Guru atau Sang hyang Manikmaya ialah putra Sang Hyang Tunggal dengan Dewi Rekatawati atau Dewi Wirandi, putri raja jin Prabu Yuyut di negeri Keling. Saudara Batara Guru adalah Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Antaga. Batara Guru mempunyai dua orang isteri yakni : Batara Guru Baca juga selanjutnya Kesaktian Beghawan Bagaspati Matinya Tokoh Wayang Bambang Aswatama 1. Dewi Umayi atau Umaranti, berputera enam orang yakni Sambo, Brahma, Indra, Bayu, Wisnu dan batara Kala. 2. Dewi Umaparwati berputera Batara Cakra, Batara Gana/Ganesya (Mahadewa) dan Batara Asmara. Batara Guru adalah seorang raja dewa yang memerintah Tribawana yakni : Kayangan, Mayapada, dan Sonyaruri.