Ketika pada waktu pendudukan Jepang, semua organisasi pergerakan yang telah ada sejak pada zaman kolonial Belanda dibubarkan. Tokoh-tokoh pergerakan Indonesia selalu berada dalam pengawasan Jepang. Di dalam kondisi demikian, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia tidak kehilangan semangat. Mereka tetap berjuang untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Adapun cara-cara perjuangan yang bisa ditempuh para pemimpin bangsa Indonesia ialah sebagai berikut ini :
a. Perjuangan bawah tanah.
Perjuangan bawah tanah telah dilaksanakan secara tertutup atau rahasia. Perjuangan semacam itu pada umumnya telah dilakukan oleh para pemimpin bangsa kita yang mau tidak mau harus bekerja di instansi-instansi pemerintah Jepang.
Jadi kelihatannya mereka sebagai pegawai di instansi pemerintah Jepang. Di Jakarta terdapat beberapa kelompok yang melakukan perjuangan bawah tanah. Antara kelompok perjuangan itu selalu terjalin komunikasi. Kelompok-kelompok yang dimaksud antara lain yaitu Syahrir, kelompok Ahmad Subarjo, kelompok Sukarni, kelompok Pemuda, kelompok Amir Syarifuddin dan golongan Persatuan Mahasiswa.
b. Perjuangan terbuka melalui organisasi bentukan Jepang.
Untuk menghadapi kekejaman tentara pendudukan Jepang, tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Hatta, telah menempuh cara kooperatif. Mereka bersedia masuk di dalam berbagai organisasi bentukan Jepang dengan harapan bisa memanfaatkan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan rakyat demi menyiapkan mental mereka untuk menuju kemerdekaan. Mereka berusaha memanfaatkan sarana yang disediakan oleh Jepang, untuk mengobarkan semangat nasional.
a. Gerakan 3A.
Gerakan 3A didirikan pada bulan April 1942. Gerakan 3A memiliki semboyan Nipon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Gerakan tersebut bertujuan menanamkan semangat untuk membela Jepang.
Jepang menunjuk Mr. Syamsudin sebagai pemimpin Gerakan 3A. Ia merupakan seorang nasionalis yang kurang dikenal. Pada bulan Juli 1942 dibentuk suatu sub seksi Islam dengan Persiapan Persatuan Umat Islam dalam Gerakan 3A. Sebagai ketuanya adalah Abikusno Cokrosuyoso.
Akan tetapi, ternyata Gerakan 3A tidak mendapat sambutan rakyat. Secara umum, Gerakan Tiga A ini juga dianggap kurang berguna dan gagal mencapai tujuan-tujuannya. Gerakan 3A akhirnya dibubarkan. Sebagai gantinya, telah dibentuk organisasi Putera.
b. Putera.
Ketika pada tanggal 9 Maret 1943 telah dibentuk organisasi baru untuk menggantikan Gerakan 3A bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Tugas Putera ialah menggerakkan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha mencapai kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya.
Jepang menunjuk Empat Serangkai yang telah terdiri atas Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mansur untuk memimpin Putera. Putera telah dibuat sebenarnya untuk kepentingan Jepang, namun oleh para tokoh Putera kesempatan ini telah digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan perjuangan menuju Indonesia merdeka. Pembentukan Putera itu sendiri memang atas usul Ir. Soekarno.
c. Pemanfaatan barisan pelopor (Suisyintai).
Barisan Pelopor merupakan organisasi pemuda pertama pada zaman Jepang yang didominasi oleh kaum nasionalis. Barisan Pelopor juga dimanfaatkan sebagai media untuk memperkokoh semangat nasionalisme Indonesia menuju ke arah cita-cita kemerdekaan.
d. Memanfaatkan Cuo Sangi-in (Badan Penasehat Pusat).
Cuo Sangi-in (Badan Penasehat Pusat) telah dibuat pada tanggal 5 Desember 1943, dengan ketuanya Ir. Soekarno. Ia didampingi oleh R.M. Kusumoutoyo dan dr. Buntaran Martaatmaja sebagai Fuku Gico (wakil ketua). Badan ini beranggotakan 43 orang, serta bertugas memberi nasehat dan mengajukan usul-usul kepada Seiko Sikika (pengusaha tertinggi militer Jepang di Indonesia). Akan tetapi oleh para tokoh nasionalis badan ini dipergunakan untuk menggerakkan masa dan melatih disiplin mereka agar taat pada pimpinan.
~ Perlawanan Bersenjata terhadap Jepang.
Kekejaman tentara pendudukan Jepang telah mendorong terjadinya berbagai perlawanan bersenjata. Perlawanan-perlawanan yang dimaksud ialah sebagai berikut ini :
- Pemberontakan rakyat Biak di Irian Barat pada tahun 1943.
- Perlawanan rakyat di Pontianak pada tahun 1944 yang menimbulkan korban pembunuhan besar-besaran.
- Perlawanan di daerah Aceh seperti di Cot Plieng pada tahun 1942, yang baru mereda pada tahun 1944.
- Pemberontakan Indramayu pada bulan April 1944.
- Pemberontakan Singaparna di Tasikmalaya pada bulan Februari 1944 yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustofa.
- Perlawanan yang dilancarkan oleh prajurit PETA, antara lain : Perlawanan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi, pada tanggal 14 Februari 1945, Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap dipimpin Khusaeri, Perlawanan pasukan Giyugun 9semacam prajurit PETA) di Aceh yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
Baca juga di bawah ini :
Semoga artikel yang saya tulis di atas bisa menambahkan ilmu pengetahuan bagi teman-teman yang sudah membacanya, karena artikel yang saya tulis mengenai sejarah pada jaman perlawanan penduduk Indonesia terhadap kekejaman tentara Jepang.
Komentar
Posting Komentar