Langsung ke konten utama

Perkembangan Agama Islam di Kawasan Asia Tenggara (PETA ASIA TENGGARA)

Perkembangan Agama Islam di Kawasan Asia Tenggara (PETA ASIA TENGGARA) - Islam yang disebarkan di kawasan Asia Tenggara telah lengkap dengan berbagai aliran kalam, f'iqh, tasawuf, dan tarekat yang dikembangkan oleh ulama sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat dua kecenderungan umat Islam ketika itu. Pertama, golongan tradisional yang mengikatkan diri pada madzhab atau aliran tertentu dan kedua, golongan modernis yang menganggap bahwa kemunduran Islam karena pelaksanaan ajaran yang sudah tidak murni lagi.

Pembaharuan yang terjadi di dunia Islam yang dipelopori oleh ulam modernis di berbagai negara, yaitu Muhammad lbn Abd Al-Wahab di Saudi Arabia, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha di Mesir-berdampak ke Indonesia bersamaan dengan kembalinya Haji Miskin (1802) setelah melakukan ibadah haji dari Mekah. 

Perkembangan Agama Islam di Kawasan Asia Tenggara (PETA ASIA TENGGARA)

Pembaharuan pemahaman agama Islam ditujukan untuk : 

a) menyucikan Islam dari pengaruh bid'ah; 

b) pendidikan yang lebih tinggi bagi umat Islam; 

c) pembaharuan rumusan ajaran Islam menurut alam pikiran modern; dan 

d) pembelaan Islam terhadap pengaruh barat dan Kristen. 


Gerakan pembaharuan di Sumatra Barat dipelopori oleh tiga ulama, yaitu Haji Miskin, Haji Piabang, dan Haji Sumanik. Mereka menyebarkan paham Wahabi; menentang adat. dan hal-hal yang dipandang bid'ah; dan membentuk Haliman nan Salapan. 

Persatuan ini mendapat tantangan dari golongan adat dan para penentangnya meminta bantuan Belanda. Oleh karena itu, timbullah perang Paderi (1821-1837). Gerakan ini meskipun kalah dalam perang melawan Belandadianggap sebagai pemicu lahirnya gerakan pembaharuan berikutnya.

Syekh Ahmad Khatib Minangkabau memiliki sejumlah murid yang terkenal di indonesia. Di antara mereka adalah: 

l. Syekh Tahir Jalaluddiri. Ia lahir di Bukittinggi (1869); menetap di Malaya setelah kembali dari Mekah (1900);“kembali ke Minangkabau (1923); dan pada tahun 1927, ia ditahan Belanda dan tidak pernah kembali ke daerahnya. Ia mendirikan Sekolah Al-Iqbal Al-lslamiyah di Singapura (1908) dan menerbitkan majalah bulanan, Al-Imam. Dalam majalah ini, sering dikutip pendapat Muhammad Abduh yang diambil dari majalah Al-Manar yang diterbitkan di Mesir. Majalah AlImam dijadikan media untuk menyerang tarekat dan mengeluarkan fatwa dengan bersandar langsung pada Al-Quran dan Al-Hadis. 

2. Syekh Muhammad Djamil Djambek. Lahir di Bukittinggi (1860) dan belajar di Mekah selama 9 tahun; kemudian kembali ke Bukittinggi dan mengajar agama di sana. ia sangat mengkritik tarekat dan ia lebih dikenal sebagai ahli ilmu falak. Ia mendirikan surau Inyik Djambek (pusat kegiatan pembelajaran agama) dan Tsamaratul Ildlwan (organisasi sosial) yang kemudian berubah menjadi penerbit. 

3. Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul). Lahir di Maninjau (1879). Ia sangat menentang tarekat. Di samping itu, ia berkunjung dan berhubungan dengan ulama Malaya (1916) dan Jawa (1917), sehingga berhubungan dengan pemimpin-pemimpin Sarekat islam dan ' Muhammadiyah. Dialah yang memperkenalkan Muhammadiyah di Minangkabau (l925). Pembaharuan yang dilakukan oleh ulama di Minangkabau melahirkan dua kelompok ulama yang masing-masing memiliki organisasi tersendiri: pertama, ulama yang menolak pembaharuan dan bersikeras mempertahankan tradisi, mereka disebut Kaum Tua, organisasi mereka adalah Im'hadul Ulama dan kedua. ulama yang bersikeras melakukan pemurnian Islam dari bid'ah dan adat, mereka disebut Kaum Muda; organisasi mereka adalah Persatuan Guru-guru Agama Islam. 

Pembaharuan di indonesia ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi islam. Di antara organisasai tersebut adalah Jamiyatui Khair didirikan di Jakarta pada tahun 1905. Perkumpulan ini lebih banyak bergerak di bidang pendidikan dan mendidik generasi muda untuk meneruskan perjuangan Islam. 

Selain itu, pada tahun 1905, K.H. M. Yasin di Menes Banten Jawa Barat (sejak tahun 2002 menjadi Provinsi Banten), mendirikan Mathia'ui Anwar: organisasi sosial keagamaan yang lebih banyak bergerak di bidang pendidikan. Politik mereka disalurkan melalui Syarikat islam, Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. 

Baca juga di bawah ini



Pendirinya adalah K.H. Ahmad Dahlan. Pada tahun 1923 didirikan Persatuan islam (Persis) di Bandung yang dipimpin oleh A. Hassan. dan Nahdlatul Ulama (NU) didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 oleh K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari, dan berbagai organisasi keagamaan lainnya yang tumbuh pada masa reformasi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gambar Arsitektur Candi Prambanan

Gambar Candi Prambanan  Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu.  Baca juga  Gambar Candi Borobudhur Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat. Poto Candi Prambanan Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi).  Relief Candi Pr...

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya)

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya) - Batara Guru atau Sang hyang Manikmaya ialah putra Sang Hyang Tunggal dengan Dewi Rekatawati atau Dewi Wirandi, putri raja jin Prabu Yuyut di negeri Keling. Saudara Batara Guru adalah Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Antaga. Batara Guru mempunyai dua orang isteri yakni : Batara Guru Baca juga selanjutnya Kesaktian Beghawan Bagaspati Matinya Tokoh Wayang Bambang Aswatama 1. Dewi Umayi atau Umaranti, berputera enam orang yakni Sambo, Brahma, Indra, Bayu, Wisnu dan batara Kala. 2. Dewi Umaparwati berputera Batara Cakra, Batara Gana/Ganesya (Mahadewa) dan Batara Asmara. Batara Guru adalah seorang raja dewa yang memerintah Tribawana yakni : Kayangan, Mayapada, dan Sonyaruri.

Perjalanan Sunan Kudus Mencari Ilmu

Perjalanan Sunan Kudus Mencari Ilmu  - Di samping belajar agama kepada ayahnya sendiri, Raden Jakfar Sodiq juga belajar kepada beberapa ulama terkenal. Diantaranya kepada Kiai Telingsing, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel .  Nama asli Kiai Telingsing ini adalah The Ling Sing, beliau adalah seorang ulama dari negeri cina yang datang ke Pulau Jawa bersama Laksamana Jenderal Cheng Hoo. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, Jenderal Cheng Hoo yang beragama Islam itu datang ke Pulau Jawa untuk mengadakan tali persahabatan dan menyebarkan agama Islam melalui perdagangan.  Sunan Kudus Di Jawa. The Ling Sing cukup dipanggil dengan sebutan Telingsing, beliau tinggal di sebuah daerah subur yang terletak diantara sungai Tanggulangin dan Sungai Juwana sebelah Timur. Disana beliau bukan hanya mengajarkan agama Islam, melainkan juga mengajarkan kepada para penduduk seni ukir yang indah.  Banyak yang datang berguru seni ukir kepada Kiai Telingsing, termasuk Raden ...