Langsung ke konten utama

Peran PBB dalam konflik Indonesia-Belanda.

PBB berperan besar dalam upaya mencari penyelesaian pertikaian antara Indonesia dan Belanda. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer I tahun 1947, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) untuk dikirim ke Indonesia.

Campur tangan PBB dalam sengketa Indonesia-Belanda bermula dari usulan India dan Australia pada tanggal 31 Juli 1947 agar masalah Indonesia dimasukkan dalam pembicaraan di sidang DK PBB. Usulan India dan Australia ini ditolak oleh wakil Belanda di PBB, Van Kleffens. 

Alasannya adalah bahwa masalah Indonesia merupakan masalah intern Belanda sehingga DK PBB tidak dapat campur tangan. Bantahan Van Kleffens ini tidak begitu dihiraukan DK PBB, terbukti pada keesokan harinya, tanggal 1 Agustus 1947 DK PBB mengeluarkan resolusi agar Belanda dan Indonesia menghentikan tembak menembak.

Pada tanggal 5 Agustus 1947 Sutan Syahrir dan H.A. Agus Salim tiba di New York. Mereka kemudian diberi kesempatan untuk berbicara di depan sidang DK PBB, sedangkan orang-orang Indonesia yang dikirim Belanda untuk memperkuat delegasinya ditolak.

Pada tanggal 17 Agustus 1947, pihak Indonesia dan Belanda sepakat mengadakan gencatan senjata. Pada tanggal 25 Agustus usul Amerika Serikat agar dikirim Komisi Tiga Negara (KTN) diterima oleh PBB. Oleh karena itu Komisi Tiga Negara segera dibentuk dengan anggotanya sebagai berikut :

a. Rusia atas tunjukan Belanda.
b. Australia atas tunjukan Indonesia.
c. Amerika Serikat atas tunjukan Belgia dan Australia.

Tugas-tugas Komisi Tiga Negara adalah sebagai berikut :
a. Menguasai secara langsung penghentian tembak-menembak sesuai dengan Resolusi PBB.
b. Memasang patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia.

Komisi Tiga Negara akhirnya dapat mempertemukan kembali Indonesia dan Belanda dalam meja Perundingan Renville. Perundingan Renville dilangsungkan di atas geladak kapal perang AS USS Renville yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta.

Kapal ini dipinjamkan oleh pemerintah AS atau usaha KTN. Perjanjian Renville mengakibatkan wilayah Republik Indonesia makin sempit. Dalam hal ini Jawa tinggal setengahnya, sedangkan Sumatera tinggal empat per limanya. 

Komentar

  1. sekedar mengingatkan typo, dlm KTN yang ditunjuk belanda bukanlah rusia melainkan belgia

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gambar Arsitektur Candi Prambanan

Gambar Candi Prambanan  Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu.  Baca juga  Gambar Candi Borobudhur Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat. Poto Candi Prambanan Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi).  Relief Candi Pr...

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya)

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya) - Batara Guru atau Sang hyang Manikmaya ialah putra Sang Hyang Tunggal dengan Dewi Rekatawati atau Dewi Wirandi, putri raja jin Prabu Yuyut di negeri Keling. Saudara Batara Guru adalah Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Antaga. Batara Guru mempunyai dua orang isteri yakni : Batara Guru Baca juga selanjutnya Kesaktian Beghawan Bagaspati Matinya Tokoh Wayang Bambang Aswatama 1. Dewi Umayi atau Umaranti, berputera enam orang yakni Sambo, Brahma, Indra, Bayu, Wisnu dan batara Kala. 2. Dewi Umaparwati berputera Batara Cakra, Batara Gana/Ganesya (Mahadewa) dan Batara Asmara. Batara Guru adalah seorang raja dewa yang memerintah Tribawana yakni : Kayangan, Mayapada, dan Sonyaruri.

Perjalanan Sunan Kudus Mencari Ilmu

Perjalanan Sunan Kudus Mencari Ilmu  - Di samping belajar agama kepada ayahnya sendiri, Raden Jakfar Sodiq juga belajar kepada beberapa ulama terkenal. Diantaranya kepada Kiai Telingsing, Ki Ageng Ngerang dan Sunan Ampel .  Nama asli Kiai Telingsing ini adalah The Ling Sing, beliau adalah seorang ulama dari negeri cina yang datang ke Pulau Jawa bersama Laksamana Jenderal Cheng Hoo. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, Jenderal Cheng Hoo yang beragama Islam itu datang ke Pulau Jawa untuk mengadakan tali persahabatan dan menyebarkan agama Islam melalui perdagangan.  Sunan Kudus Di Jawa. The Ling Sing cukup dipanggil dengan sebutan Telingsing, beliau tinggal di sebuah daerah subur yang terletak diantara sungai Tanggulangin dan Sungai Juwana sebelah Timur. Disana beliau bukan hanya mengajarkan agama Islam, melainkan juga mengajarkan kepada para penduduk seni ukir yang indah.  Banyak yang datang berguru seni ukir kepada Kiai Telingsing, termasuk Raden ...