Langsung ke konten utama

Kisah Perjuangan Walisongo Penyebaran Ajaran Islam di Jawa

Kisah Perjuangan Walisongo Penyebaran Ajaran Islam di Jawa - Berkata Almarhum KH. Achmad Siddiq bahwa keberhasilan Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa adalah berkat strategi dan methode da'wah yang tepat dalam melaksanakan tugas. sesuai dengan petunjuk Al Qur'an: 

"Hendaklah engkau ajak orang ke jalan Tuhanmu dengan Hikmah (kebijaksanaan) dengan petunjuk-petunjuk yang baik (ramah-tamah) serta ajaklah mereka berdialog (benukarpikiran) dengan cara sebaikbaiknya. " (QS An Nahl 125.) 

Walisanga

Walisanga

Demikianlah yang telah terjadi. Sukses yang diperoleh Walisongo dalam berdawah bukanlah dengan mengacungkan pedang dan tombak. bukan dengan membawa pentungan, bukan pula dengan membawa bom. tapi dengan hikmah (kebijaksanaan) dengan memberi petunjuk yang baik (ramahtamah) berdialog (bertukar pikiran) dengan cara sebaik-baiknya. 

Petunjuk yan baik bukan hanya dalam masalah agama, terbukti para wali tersebut juga memberi petunjuk tentang tata cara bercocok tanam yang lebih canggih. cara pengobatan islami dan cara berdagang yang baik. 

Mereka juga menggunakan kesenian rakyat sebagai media dakwah seperti wayang dan gending, gamelan serta tembang-tembang dan syairan yang bernuansa Islami. Umumnya kita mengenal Walisongo hanyalah sembilan orang yaitu: Syekh Maulana Malik lbrahim. Sunan Ampel. Sunan Bonang. Sunan Giri. Sunan Drajad. Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan, Gunung Jati. 

Sebenarnya Walisongo adalah nama suatu da'wah atau Dewan Mubaligh. Apabila salah seorang dari dewan tersebut pergi atau meninggal dunuia maka akan segera diganti oleh wali lainnya. 

Seperti tersebut dalam Kitab Kanzul Ulul Ibnul Bathuthah yang penulisnya dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghrobi, Walisongo melakukan sidang tiga kali yaitu: 

Tahun 1404 M adalah sembilan wali. 

Tahun 1436 M masuk tiga wali mengganti yang wafat.Tahun 1463 M masuk empat wali mengganti yang wafat dan pergi. 

Menurut KH. Dachlan Abd. Qohar, pada tahun 1466 M, Walisongo melakukan sidang lagi membahas berbagai hal. Diantaranya adalah perkara Syekh Siti Jenar, meninggalnya dua orang wali yaitu Maulana Muhamad Al Maghrobi dan Maulana Ahmad Jumadil Kubro serta masuknya dua orang wali menjadi anggota Walisongo.

1. Walisongo Periode Pertama

Pada waktu Sultan Muhamad 1 memerintah kerajaan Turki. beliau menanyakan perkembangan agama Islam kepada para pedagang dari Gujarat (India). Dari mereka Sultan mendapat kabar berita bahwa di Pulau Jawa ada dua kerajaan Hindu yaitu Majapahit dan Pajajaran. Di antara rakyatnya ada yang beragama islam tapi hanya terbatas pada keluarga pedagang Gujarat yang kawin dengan para penduduk pribumi yaitu di kotakota pelabuhan. 

Sang Sultan kemudian mengirim surat kepada para pembesar islam di Afrika Utara dan Timur Tengah. isinya meminta para para ulama' yang mempunyai karomah untuk dikirim kepulau Jawa. Maka terkumpuiiah sembilan ulama berilmu tinggi serta mempunyai karomah. 

Pada tahun 808 Hijrah atau 1404 Masehi para ulama itu berangkat ke Pulau Jawa. Mereka adalah: 

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki ahli mengatur negara. Berdakwah di Jawa bagian timur. Wafat di Gresik pada tahun 1419 M. Makamnya terletak satu kilo meter dari sebelah utara Pabrik Semen Gresik. 

2. Maulana ishak berasal dari Samarqand (dekat Buhara-Rusia Selatan). Beliau ahli pengobatan. Setelah tugasnya di Jawa selesai Maulana ishak pindah ke Pasai dan wafat di sana. 

3. Maulana Ahmad Jumadil Kubra, berasal dari Mesir. Beliau dakwah keliling. Makamnya di Troloyo Trowulan. Mojokerto Jawa Timur. 

4. Maulana Muhammad Al Mahrobl, berasal dari Maghrib (Maroko) beliau berdakwah keliling. Wafat tahun 1465 M. Makamnya dI Jatinom Klaten. Jawa Tengah.

5. Maulana Malik Isroll berasal dari Turki. ahli mengatur negara. Wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri. 

6. Maulana Muhamad All Akbar, berasal dari Persia (Iran). Ahli pengobatan. Wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri. 

7. Maulana Hasanuddin. berasal dari Palestina. Berda'wa keliling. Wafattahun 1462 M. Makamnya disamping masjid Banten Lama. 

8. Maulana Alayuddin berasal dari Palestina, Berda'wa keliling. Wafat pada tahun 1462M. Makamnya disamping masjid Banten Lama. 

9. Syekh Subakir, berasal dari Persia, ahli menumbali tanah angker yang dihuni jin-jin jahat tukang menyesatkan manusia. Dengan adanya tumbal itu jin-jin tadi akan menyingkir dan tanah yang di tumbaii dijadikan Pesantren. Setelah banyak tempat yang ditumbaii maka Syekh Subakir kembali ke Persia pada tahun 1462 M dan wafat disana. Salah seorang pengikut atau sahabat Syekh Subakir meninggal dunia ketika beristirahat didaerah Blitar. Hingga sekarang makam pengikut Syekh Subakir tersebut .ada di sebelah utara Pemandian Blitar, Jawa Timur. Disana ada peninggalan Syekh Subakir berupa sajadah yang tersebut dari batu kuno.

2. Walisongo Periode Kedua

Pada periode kedua ini masuklah tiga orang wali menggantikan tiga wali yang wafat. Ketiganya adalah: 

1. Raden Ahmad Ali Rahmatullah, datang ke Jawa pada tahun 1421, menggantikan Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419. Raden Ahmat berasal dari CempaMuangthai Selatan. 

2. Sayyid Ja'far Shodiq berasal dari Palestina, datang di Jawa tahun 1436. menggantikan Malik lsro'il yang wafat pada tahun 1435M. Beliau tinggal di Kudus Sehingga dikenal dengan sebutan Sunan Kudus. 

3. Syarif Hidayatullah. berasal dari Palestina. Datang di Jawa pada tahun 1436 M. Menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat pada tahun 1435. Sidang Walisongo yang kedua ini diadakan di Ampel Surabaya. 

Para wali kemudian membagi tugas. Sunan Ampel. Maulana Ishaq dan Maulana Jumadil Kubro bertugas di Jawa Timur. Sunan Kudus. Syekh Subakir dan Maulana Ai-Maghrobi bertugas di Jawa Tengah. 


'Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin di Jawa Barat. Dengan adanya pembagian tugas ini maka masing-masing wali telah mempunyai wilayah dakwah sendiri-sendiri. mereka bertugas sesuai keahlian masing-masing.

3. Walisongo Periode Ketiga

Pada tahun 1463 M. Masuklah empat wali menjadi anggota Walisongo“ yaitu: 

1. Raden Paku atau Syekh Maulana Ainul Yaqin kelahiran Blambangan Jawa Timur. Putra dari Syekh Maulana Ishak dengan putri Kerajaan Blambangan bernama Dewi Sekardadu atau Dewi Kasiyan. Raden Paku ini menggantikan kedudukan ayahnya yang telah pindah ke Negeri Pasai. Karena Raden Paku tinggal di Giri maka beliau lebih terkenal dengan sebutan Sunan Giri. Makamnya terletak di Gresik Jawa Timur. 

2. Raden Said. atau Sunan Kalijaga. kelahiran Tuban Jawa Timur. Beliau adalah putra Adipati Wilatikta yang berkedudukan di Tuban. Sunan Kalijaga menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia. 

3. Raden Makdum Ibrahim, atau Sunan Bonang, lahir di Ampel Surabaya. Beliau adalah putra Sunan Ampel. Sunan Bonang menggantikan kedudukan Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun 1462. Sidang Walisongo yang ketiga ini juga berlangsung di Ampei Surabaya.

4. Walisongo Periode Keempat

Pada tahun 1466 diangkat dua wali menggantikan dua yang telah wafat yaitu Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Maulana Muhammad Maghrobl. Dua wali yang menggantikannya ialah : 

1. Raden Hasan etau Raden Fattah (Raden Patah) : Raden Patah adalah murid Sunan Ampel. beliau adalah putra Raja Brawijaya Majapahit. Beliau diangkat eebagai Adipati Bintoro pada tahun 1462 M. Kemudian membangun Masjid Demak pada tahun 1465 dan dinobatkan sebagai Raja atau Sultan Demak pada tahun 1468. 

2. Fathullah Khan. putra Sunan Gunungjati. beliau dipilih sebagai anggota Walisongo menggantikan ayahnya yang telah berusia lanjut. 

5. Walisongo Periode Kelima

Dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini masuk Sunan Muria atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga menggantikan wali yang wafat. Konon Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang itu adalah salah seorang anggota Walisongo, namun karena Siti Jenar di kemudian hari mengajarkan ajaran yang menimbulkan keresahan umat dan mengabaikan syariat agama maka Siti Jenar dihukum mati. Selanjutnya kedudukan Siti Jenar digantikan oleh Sunan Bayat-bekas Adipati Semarang (Ki Pandanarang) yang telah bertobat dan menjadi muridi Sunan Kalijaga.

Kami akan memuat pula beberapa sidang Walisongo yang berkaitan dengan Syekh Siti Jenar, sebab-sebabnya Syekh Siti Jenar dihukum mati dan para muridnya yang fanatik tetap mempertahankan ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar 

Selanjutnya akan kami sajikan kumpulan kisah, legenda atau riwayat Sembilan Wali yang dikenal dan dimaklumi masyarakat secara umum para wali yang dimaksud ialah: . 

1. Syekh Maulana Malik Ibrahim 

2. Sunan Ampel 

3. Sunan Bonang 

4. Sunan Giri 

5. Sunan Drajad 

6. Sunan Muria 

7. Sunan Kudus 

8. Sunan Kalijaga 

9. Sunan Gunungjati. 

Baca juga selanjutnya



Sembilan Wali inilah yang secara umum diketahui masyarakat sebagai Walisongo. Para peziarah Walisongo, minimal biasanya mendatangi makam sembilan wali tersebut. Adapun jika ziarah itu ingin lebih lengkap maka pemimpin ziarah (yang mengerti sejarah Walisongo) mereka akan menziarahi pula Walisongo periode pertama hingga periode keempat, termasuk guru-guru atau orang tua dari para wali periode kelima. 

Misalnya, seseorang dari Surabaya yang telah berziarah ke makam Sunan Drajad, ia pasti akan menyempatkan diri berziarah ke makam Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi di Geeikharjo, beliau adalah Kakek Sunan Drajad dan ayah dari Raden Rahmat Sunan Ampel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya)

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya) - Batara Guru atau Sang hyang Manikmaya ialah putra Sang Hyang Tunggal dengan Dewi Rekatawati atau Dewi Wirandi, putri raja jin Prabu Yuyut di negeri Keling. Saudara Batara Guru adalah Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Antaga. Batara Guru mempunyai dua orang isteri yakni : Batara Guru Baca juga selanjutnya Kesaktian Beghawan Bagaspati Matinya Tokoh Wayang Bambang Aswatama 1. Dewi Umayi atau Umaranti, berputera enam orang yakni Sambo, Brahma, Indra, Bayu, Wisnu dan batara Kala. 2. Dewi Umaparwati berputera Batara Cakra, Batara Gana/Ganesya (Mahadewa) dan Batara Asmara. Batara Guru adalah seorang raja dewa yang memerintah Tribawana yakni : Kayangan, Mayapada, dan Sonyaruri.

Gugurnya Raden Antareja

Gugurnya Raden Antareja - Antareja ialah putra Bratasena dan Dewi Nagagini dari Kayangan Saptpretala, Raden Antareja juga termasuk kesatria muda Amarta yang bercita-cita menegakkan kebenaran dan menumpas angkara murka, tetapi sebelum perang Baratayuda terjadi Antareja yang punya senjata lidah, ketika menilat telapak kaki yang mempunyai telapak kaki tersebut akan mati. Raden Antareja Baca juga selnjutnya di bawah ini Cerita Berubahnya Anjani Menjadi Kera Kisah Kehidupan Dewi Andrika Yang Dikutuk Menjadi Ikan Sebelum pecah perang bratayuda, Antareja gugur karena menjilat bekas tapak kakinya sendiri atas rekayasa prabu Kresna, karena dewa tidak menghendaki Antarja yang sangat sakti itu ikut perang baratayuda, karena akan dengan mudah menghabisi Kurawa. selain itu Antareja tidak memiliki hutang dalam hidupnya.

Kunjungan dan penilaian ke pameran seni atau galeri

Manusia telah diciptakan oleh Tuhan dilengkapi dengan otak besar manusia telah terbagi menjadi dua, kanan dan kiri, bagian kiri untuk berfikir eksakta atau logika, sedangkan bagian yang kanan untuk kreativitas atau menciptakan sesuatu. Kreativitas merupakan hal yang tidak bisa dikesampingkan karena dengan kreativitas manusia bisa menata langkah, strategi dalam melakukan jalan hidup. Kreativitas seni merupakan langkah awal di dalam angan-angan manusia. Di dalam kreativitas seni harus ditumbuhkan sikap menghargai suatu karya seni. Untuk bisa menghargai perlu belajar banyak dengan cara melihat, membandingkan, kemudian menghayati dan menghargai sehingga telah terjadi proses pengolahan ide yang kemudian muncul rasa ingin berbuat, berkarya seni. Kunjungan ke pameran seni atau ke sanggar seni merupakan langkah mula agar bisa melakukan dorongan dari dalam diri manusia untuk melakukan yang lebih dari yang sudah mereka lihat. Bagi masyarakat perkotaan pameran, sanggar tidak menjadi masalah, kare