Langsung ke konten utama

Manajemen Sumberdaya Manusia Gaya Suharto

Manajemen Sumberdaya Manusia Gaya Suharto - Selaku pribadi saya sangat terkesan dengan gagasan pemrakarsa untuk menerbitkan buku yang unik ini karena isinya bermaksud mengungkapkan suatu gaya yang khas dan jejak perilaku manajemen dari Bapak Presiden Soeharto yang telah terbukti keberhasilannya dalam memimpin bangsa dan negara kita selama lebih dari tiga dasawarsa. 

Kedua, teknik penulisan buku ini dilakukan dengan mengundang berbagai pengalaman empiris dari para staf dan pembantu beliau serta tokoh-tokoh yang pemah mengalami dan menyaksikan sendiri gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Bapak Presiden dalam menghadapi berbagai pekerjaan yang membutuhkan sentuhan keputusan dan kebijaksanaan beliau, baik selaku pribadi maupun sebagai seorang Presiden. 

Suharto

Suharto

Oleh karena itu, saya merasa mendapat kehormatan luar biasa untuk diminta memberikan kata pengantar dalam penerbitan buku ini. Kita sungguh sangat menyadari bahwa kemangkusan (efektivitas) dan kesangkilan (efisiensi) suatu gaya manajemen sangat menentukan keberhasilan suatu bangsa meraih kemajuan. 

Dalam pengalaman banyak negara maju, selain unsur-unsur yang bersifat universal, seringkali ditemukan pula adanya unsur-unsur yang bercorak kultural dan sangat khas dalam pengalaman manajemen pembangunan suatu bangsa. Karena itulah, penelitian-penelitian mutakhir para ilmuwan sering menunjukkan adanya corak manajemen ala Jepang, corak manajemen ala Cina-Taiwan, corak manajemen ala Korea yang semuanya bersifat khas dan turut memberikan andil bagi kemajuan yang begitu cepat dari bangsa-bangsa tersebut. 

Kenyataan-kenyataan ini mendorong pula para ahli manajemen mengajukan pertanyaan mengenai 'manajemen bumiputera' (indigenous management) di lingkungan budaya negara-negara Asia lainnya seperti Indonesia dan Malaysia. 

Sehubungan dengan itu, pengalaman kepemimpinan dan manajemen Presrden Soeharto yang diungkapkan dalam buku ini dapat kiranya dijadikan bahwa awal yang penting dalam mengembangkan studi mengenai ‘indigenous management' tersebut di tanah air kita. 

Bangsa kita sangat kaya dengan lingkungan budaya yang khas, baik karena pengaruh keragaman bahasa, keragaman etnis, dan anutan agama. maupun karena faktor-faktor geografis dan alam yang berbeda dari satu daerah ke daerah yang lain. 

Pluralisme yang kita miliki itu tentu memberikan wama tersendiri dalam perilaku manajemen di berbagai daerah. di samping unsur-unsur kesamaan secara nasional dalam perilaku manajemen dan gaya kepemimpinan yang perlu dipaham: oleh setiap manajer Indonesia. 

Adanya unsur-unsur yang bernilai kultural dan khas tersebut di satu segi merupakan sesuatu keniscayaan dalam upaya kita mengembangkan gaya manajemen Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Di pihak lain, pengembangan gaya manajemen kultural yang khas tersebut juga tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang bersifat universal dalam teori manajemen modern sebagaimana dikenal di dunia ilmiah pada umumnya, meskipun disadari pula bahwa sebagian terbesar biasanya dikembangkan atas dasar pengalaman masyarakat barat. 

Saya sendiri sebagai salah seorang pembantu Bapak Presiden dalam Kabinet Pembangunan VI dapat merasakan adanya keunikan tersendiri dalam cara Bapak Presiden menangani berbagai permasalahan pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang menjadi tugas saya sehari-hari selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 

Bapak Presrden memperlakukan setiap orang dengan cara yang sangat manusiawi. Tingkat kecerdasan behau juga sangat menonjol, sehingga setiap permasalahan dapat dipecahkan dengan wawasan pemikiran yang sangat luas Dalam gaya kepemimpinan beliau unsur manusa sangat menonjol. 

Bapak Presiden memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola sumberdaya manusia Indonesia sehingga seluruh potensi bangsa dapat bergerak serempak ke arah kemajuan bersama. Dengan perkataan lain, manajemen gaya Soeharto adalah mamjemen sumberdaya manusia yang sangat handal.

Beberapa segi yang penting dikemukakan dalam gaya kepemimpinan dan perilaku manajemen Bapak Presiden antara lain adalah bahwa patokan utama yang selalu beliau jadikan acuan dalam memimpin adalah konstitusi yang didasarkan atas visi dasar falsafah Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

Dalam pelaksanaan operasionalnya, beliau senantiasa mendasarkan diri pada konsensus bersama berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara dan landasan operasional lainnya berupa ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang hams dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Dengan perkataan lain, Bapak Presiden sangat mementingkan kerangka normatif dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan sehari-hari. 

Di samping itu, kepemimpinan Bapak Presiden juga sangat menonjol dalam hubungannya dengan penguasaan terhadap informasi-informasi penting berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi. Seperti halnya mengenai angka-angka di bidang pertanian, petemakan, koperasi dan industri serta kesehatan, maka dalam bidang pendidikan pun, misalnya, perkembangan angka-angka hasil pembangunan pendidikan nasional selama 50 tahun sangat dikuasai oleh beliau, bahkan di luar kepala. 

Hal ini memungkinkan beliau memahami betul permasalahan yang hams dilakukan oleh setiap pembantunya. Oleh karena itu. dalam setiap kesempatan menyampaikan laporan, para pembantu beliau perlu mempersiapkan diri sungguh-sungguh. 

Karena, beliau tidak hanya menerima laporan begitu saja, melainkan juga memberikan arahan-arahan yang sangat akurat dan mendasar bagi upaya peningkatan pembangunan di segala bidang. Semua ini dimungkinkan karena wawasan beliau yang luas dan kecerdasan beliau yang begitu tinggi, ditambah pula dengan keakraban pribadi beliau dengan setiap pembantu beliau menyebabkan komunikasi manajemen terasa lancar dan mangkus serta membangkitkan gairah kerja anak buah dalam mempercepat pencapaian sasaran pelaksanaan tugas. 

Dengan penerbitan buku ini diharapkan. masyarakat luas dapat menjadikannya pelajaran berharga mengenai gaya manajemen dan teknik kepemimpinan dalam praktek keorganisasian di tanah air. Saya juga menganjurkan kepada para pimpinan lembaga lembaga pendidikan, seperti sekolah dan perguruan tinggi, serta para dosen, guru dari mahaSiswa untuk membaca buku ini dengan seksama, karena di dalamnya dapat ditemukan banyak segi dari kepemimpinan dan perilaku manajemen Bapak Presiden yang perlu dikembangkan, baik di dunia teori ilmu pengetahuan maupun di dalam praktek sehari-hari. 

Baca juga selanjutnya


Demikianlah beberapa catatan kecil berkenaan dengan perilaku manajemen dan gaya kepemimpinan Bapak Presiden Soeharto yang perlu kiranya diteladani oleh generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan peningkatan kualitas manajemen di semua bidang kehidupan bangsa kita di masa mendatang. Sekali lagi, saya ingin menyampaikan selamat kepada para pemrakarsa buku ini, dan semoga buku ini dapat diyadikan bahan bacaan yang berguna bagi kita semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya)

Kisah Cerita Asal Usul Batara Guru (Sang Hyang Manikmaya) - Batara Guru atau Sang hyang Manikmaya ialah putra Sang Hyang Tunggal dengan Dewi Rekatawati atau Dewi Wirandi, putri raja jin Prabu Yuyut di negeri Keling. Saudara Batara Guru adalah Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Antaga. Batara Guru mempunyai dua orang isteri yakni : Batara Guru Baca juga selanjutnya Kesaktian Beghawan Bagaspati Matinya Tokoh Wayang Bambang Aswatama 1. Dewi Umayi atau Umaranti, berputera enam orang yakni Sambo, Brahma, Indra, Bayu, Wisnu dan batara Kala. 2. Dewi Umaparwati berputera Batara Cakra, Batara Gana/Ganesya (Mahadewa) dan Batara Asmara. Batara Guru adalah seorang raja dewa yang memerintah Tribawana yakni : Kayangan, Mayapada, dan Sonyaruri.

Cerita kehidupan Raden Bogadenta

Cerita kehidupan Raden Bogadenta - Bogadenta adalah termasuk keluarga Kurawa dia terlempar ke tanah seberang ketika dalam lakon Pandawa ditimbang dengan Kurawa sebelum Bima datang timbangan tersebut berat Kurawa, namun setelah Bima datang dengan melompati timbangan tersebut akhirnya keluarga Kurawa banyak yang terlempar jatuh di negara seberang.  Bogadenta Baca juga di bawah ini Dentawilukrama Raja Singgelapura Anak Keturunan Prabu Basupati Demikian juga dengan yang dialami oleh Prabu Bogadenta ia terlempar jatuh di negara Turilaya dan Bogadentapun menjadi raja disana. Tokoh ini mati dalam perang Baratayuda setelah bertanding dengan Bima, ia punya sanjata andalan yang ampuh bernama Kyai Wisnawa atau Wismana, tinggalan dari Prabu Bomanarakasura.

Cerita Gugurnya Prabu Arimba

Cerita Gugurnya Prabu Arimba - Arimba adalah raja negara Pringgodani setelah wafatnya Prabu Tremboko pada waktu perang pamuksa dengan Prabu Pandudewanata, dengan kejadian tersebut Prabu Arimba membara api dendamnya terhadap keturunan Prabu Pandu dan ingin membinasahkannya. Prabu Arimba Tetapi kejadian itu berkehendak lain, adik Arimba sendiri yaitu Dewi Arimbi telah jatuh cinta dengan Raden Werkudara dan pada akhirnya Prabu Arimba sendiri gugur ditangan Raden Werkudara, karena telah diberi tahu kelemahan Prabu Arimba. Baca juga selanjutnya Gugurnya Raden Antareja Mengetahui Kepribadian Tokoh Wayang Adirata Karena Prabu Arimba sakti mandraguna berkat keikutsertaan Dewi Arimbi untuk memberkan kelemahan kepada Raden Werkudara akhirnya bisa mengalahkan Prabu Arimba, pada akhirnya kerajaan Pringgodani diserahkan kepada Raden Werkudara yang akan menjadi Raja di Pringgodani, tetapi Raden Werkudara tidak mau dan dierahkan kepada keturunannya dengan Dewi Arimba ya