Raden Sayyid Ali Rahmat Berda'wah Ajaran Islam ke Tanah Jawa - Maka pada suatu hari diberangkatkanlah utusan dari Majapahit ke negeri Cempa untuk meminta Sayyid Ali Rahmatullah datang ke Majapahit. Kedatangan utusan Majapahit disambut gembira oleh raja Cempa, dan raja Cempa tidak keberatan melepas cucunya ke Majapahit untuk meluaskan pengalaman.
Keberangkatan Sayyid Ali Rahmat ke Tanah Jawa tidak sendirian. Dia ditemani oleh ayah dan kakaknya. Sebagaimana disebutkan di atas, ayah Sayyid All Rahmat adalah Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi dan kakaknya bemama Sayyid All Murtadho.
Sunan Ampel
Diduga mereka tidak langsung ke Majapahit, melainkan mendarat di Tubah. Tetapi di Tuban, tepatnya di desa Gesikharjo, Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi jatuh sakit dan meninggal dunia, beliau dimakamkan di desa tersebut yang masih termasuk kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
Sayyid Murtadho kemudian meneruskan perjalanan, beliau berda'wah keliling ke daerah Nusa Tenggara. Madura dan sampai ke Bima. Di sana beliau mendapat sebutan raja Pandita Bima, dan akhirnya berda'wah di Gresik mendapat sebutan Raden Santri, beliau wafat dan dimakamkan di Gresik. Sayyid Ali Rahmatullah meneruskan perjalanan ke Majapahit menghadap Prabu Brawijaya sesuai permintaan Ratu Dwarawati.
Kapal layar yang ditumpanginya mendarat di Pelabuhan Canggu. Kedatangannya disambut dengan suka cita oleh Prabu Kertabumi. Lebih-lebih lagi Ratu Dwarawati bibinya sendiri, wanita itu memeluknya erat-erat, seolah sedang memeluk Kakak perempuannya yang berada di istana Kerajaan Cempa. Wajah keponakannya itu memang mirip dengan kakak perempuannya.
“Nanda Rahmatullah. bersediakah engkau memberikan pelajaran atau mendidik kaum bangsawan dan rakyat Majapahit agar mempunyai budi pekerti mulia ?” tanya sang Prabu setelah Sayyid Rahamatullah beristirahat melepas lelah. Dengan sikapnya yang sopan tutur kata halus Sayyid Ali Rahmatullah menjawab. “Dengan senang hati Gusti Prabu. saya akan berusaha sekuat-kuatnya untuk mencurahkan kemampuan saya mendidik mereka.”
"Bagus!" sahut sang Prabu. "Bila demikian kau akan kuberi hadiah sebidang tanah berikut bangunannya di Surabaya. Di sanalah kau akan mendidik para bangsawan dan pangeran Majapahit agar berbudi pekerti mulia."
“Terima saya haturkan Gusti Prabu," jawab Sayyid All Rahmatullah. Disebutkan dalam literatur bahwa selanjutnya Sayyid Ali Rahmatullah menetap beberapa hari di istana Majapahit dan dijodohkan dengan salah satu putri Majapahit yang bernama Dewi Candrowati atau Nyai Ageng Manila. Dengan demikian Sayyid Ali Rahmatullah adalah salah seorang Pangerah Majapahit, karena dia adalah menantu raja Majapahit.
Baca juga selanjutnya
Semenjak Sayyid Ali Rahmatullah diambil menantu Raja Brawijaya maka beliau adalah anggota keluarga kerajaan Majapahit atau salah seorang pangeran para pangeran pada jaman dulu ditandai dengan nama depan Rahadian atau Raden yang berarti Tuanku. Selanjutnya beliau lebih dikenal dengan sebutan Raden Rahmat.
Komentar
Posting Komentar